Ramadhan, Momentum Perubahan Diri menjadi Lebih Baik

Sebagai makhluk yang tak terlepas dari salah dan khilaf, bulan Ramadhan bisa menjadi titik balik bagi kita untuk melakukan perubahan diri kita menjadi lebih baik. Di bulan ini, kita tidak hanya fokus melaksanakan sebanyak-banyaknya kebaikan, melainkan juga meninggalkan kebiasaan buruk kita.

Jika di luar bulan ini kita masih sering berkata kasar, merokok, atau melakukan perbuatan buruk lainnya, mari kita usahakan untuk meninggalkannya. Jangan sampai menahan hingga memasuki berbuka, kemudian melakukannya dengan dalih tidak membatalkan puasa. Astagfirullah!

Kebiasaan buruk yang kita lakukan entah berdosa atau tidak, pasti akan merusak diri kita. Ya namanya juga buruk, kalau tidak merusak mah namanya kebiasaan baik.

Sebagai contoh, kebiasaan suka marah-marah dan berkata kasar. Mungkin bagi yang terbiasa, merasa itu sebagai bagian dari kebebasan berekspresi. Tetapi bagi orang yang berada di sebelahnya, perilaku tersebut sangat tidak nyaman.

Bayangkan saja kamu sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna disamakan dengan hewan, ya lebih baik kamu dong pastinya. Setelah mendengar kata itu pasti ada kemungkinan sakit hati. Bahkan jika tidak mengungkapkan, akan ia pendam terus sehingga kamu tidak akan pernah tau. Tapi, sikapnya akan perlahan berubah.

Kunci Perubahan Diri

Teori saja memang mudah, tapi bagaimana kita melakukannya?

Sebenarnya, kunci utama untuk berubah adalah kemauan. Kenapa? tanpa adanya kemauan kita akan diam saja. Ibarat motor tanpa bensin, tidak bisa nyala. Terus bagaimana caranya untuk memiliki kemauan yang kuat?

Caranya adalah dengan melihat kemungkinan terburuk dari apa yang kamu lakukan. Mudah marah misalnya. Dampak terburuknya adalah kamu akan dijauhi oleh orang di sekitarmu. Secakep apa pun orang, kalau sudah marah Allah akan cabut darinya sinar di wajahnya. Makanya tidak akan ada orang yang suka dengan pemarah, bahkan teman terdekatmu tidak akan suka ketika kamu marah.

Selain kemauan, ada kunci lainnya meskipun bukan yang utama tetapi sebagai pendukung, yakni pengalihan. Apa maksudnya? Cari aktivitas lain untuk menggantikan kebiasaan buruk itu. Misalnya kamu suka berkata kasar, coba ganti dengan membiasakan menyebut istigfar.

Jika kamu terbiasa merokok, coba ganti dengan permen. Terlebih permen tidak akan merugikan orang yang berada di sekitarmu.

Jika kamu suka makan junk food, coba ganti dengan makanan yang bergizi tetapi dengan rasa yang tidak kalah. Misal mie yang terbuat dari bahan dan bumbu alami.

Untuk kebiasaan buruk lain, kamu bisa mencoba mencari aktivitas apa yang dapat mengalihkannya tetapi tidak begitu sulit. Dan dari situlah perubahan diri akan mulai menunjukkan hasilnya.

Kebiasaan buruk yang terus membersamaimu selama ini, semoga akan perlahan hilang di bulan Ramadhan ini. Sehingga ketika kita sudah lulus 30 hari menjalaninya, kita akan merasa seperti telah berevolusi menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak hanya semakin suka beribadah, melainkan juga meninggalkan kebiasaan buruk kita.

Share the Post:

Related Posts